14 Mar 2009

ACUNGKAN JARI PADA DIRI SENDIRI

ACUNGKAN JARI TELUNJUK PADA DIRI SENDIRI
Selama ini kita lebih sibuk pada urusan kesalahan dan kekurangan orang
lain tetapi melupakan kesalahan dan kekurangan pada diri sendiri.
Bahkan kita pun terkadang tidak mau untuk menerima kritikan dari orang
lain. Kita selalu beranggapan kitalah yang benar dan orang lain yang
salah.
Itulah sifat egosentris yang menilai sesuatu dari dirinya sendiri dan
itulah egois yang menilai kitalah yang patut jadi teladan dan orang
lain menjadi pengagumnya. Hendaklah kita berfikir sejenak bahwa orang
lain juga punya akal dan ide yang harus dikembangkan dan mungkin lebih
brilian. Bila memang kita menjadi orang terpintar di kalangan mereka
maka tidak selayaknya kita menganggap mereka bodoh,karena kebodohan
juga kalau diterima dengan tawadhu justru akan menjadikan orang itu
menjadi rendah hati dan tahu diri. Hendaklah kita menyadari bahwa
kecerdasan dan kekayaan juga merupakan ujian yang harus disyukuri dan
dimanfaatkan dengan sebenar benarnya. Hendaklah kitapun terbiasa untuk
bermuhasabah atau instropeksi diri terhadap kesalahan dan kekurangan
yang ada pada diri sendiri. Kitalah yang tahu apa yang telah kita
perbuat dan apa makna perbuatan itu bagi kehidupan pribadi kita. Kita
acungkan jari telunjuk kita pada diri sendiri untuk memerintahkan hal
hal terbaik yang layak kita perbuat dan hal hal buruk yang harus kita
campakkan. Itulah kebijaksanaan yang harus kita terapkan dalam
kehidupan kita sehari-hari. Mengapa kalau kita berbuat salah mesti
enggan untuk memperbaikinya dan berusaha untuk memaafkan diri sendiri
? Tentu hal ini akan menjadikan hidup ini menjadi indah dan bersahaja
karena kita selalu berfikir positif dan pandai mengoreksi kesalahan
yang ada pada diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar