7 Apr 2010

Masjid Kubah Emas




Masjid Dian Al Mahri



Al-Aqsha di Titik Pusaran Badai

Al-Aqsha di Titik Pusaran Badai

7/4/2010 | 23 Rabiuts Tsani 1431 H
Oleh: Tim dakwatuna.com
Kirim Print
Ibrahim Ghausah
Koran Al-Majd Jordania
dakwatuna.com – Pekan ketiga Maret saat ini berbeda dengan hari lainnya. Karena serangan brutal zionis yahudi membidik kota Jerusalem (Al-Quds) dan mutiara termahal umat Islam, kiblat umat Islam pertama; masjid Al-Aqsha.
Peristiwa dimulai dengan peresmian sinagog Haroob pada 15 Maret lalu di kampung Sharef yahudi di Al-Quds Lama (Kota Lama) dengan dihadiri rabi-rabi penting dan elit Negara Israel. Peresmian ini adalah isyarat permulaan pembangunan kuil di tempat masjid Al-Aqsha berdiri, seperti klaim para penjahat itu. Dulu Ben Gorion, pendiri zionisme dan Negara Israel mendeklarasikan “tidak bermakna Israel tanpa Jerusalem dan Jerusalem tidak bermakna tanpa kuil Solomon.” Statemen ini langsung disusul oleh serangan brutal terhadap Jerusalem Lama setelah 15 Mei 1948 yang diikuti oleh mafia Hagana, Argon dan Shtarin. Namun ketegaran para mujahidin dalam jihad suci dan relawan Palestina dan bangsa Arab di pagar Al-Quds berhasil menggagalkan rencana Ben Gorion. Sinagog Haroob pada saat itu menjadi pertahanan internal bagi para sniper mafia yahudi untuk membidik para mujahidin dan kelompok sipil Palestina. Sehingga jatuh korban dari mereka 500 syuhada. Setelah itu masuklah pasukan Jordania ke Jerusalem dengan pimpinan panglima Abdullah el-Tal dan menguasai kampung Sharef Yahudi dan puluhan pasukan mafia yahudi menyerah.
Setelah itu, kaum muslimin memenuhi masjid ketiga yang dianjurkan Rasulullah untuk bepergian ke sana hingga terjadi tragedy tahun 1967 ketika Dayyan dan Rabbin memasuki masjid Al-Aqsha dan pasukan Israel melecehkannya sebagaimana Faranjah pernah menistakannya pada 1000 tahun lalu di tahun 1099.
Di pecan pertama pendudukan Israel, kampung Magharibah di depan tembok Barrak (ratapan) dihancurkan oleh Israel dengan buldoser.
Sejak itu, 1967, yahudi membangun pemukiman mereka di Jerusalem timur setelah menjajah Jerusalem barat tahun 1948. Jumlah mereka di Jerusalem Timur sekitar seperempat yahudi pada saat perundingan antara Arab dan Palestina (penganut perundingan) tidak berhenti dengan Israel. Namun perundingan itu tanpa membuat syarat satupun untuk menghentikan pembangunan pemukiman. Kecuali perundingan tahun lalu yang ada syarat itu meski pada saat itu Al-Quds Timur sudah tidak tersisa lahan bangunan kecuali sangat terbatas.
Selasa 16 Maret 2010, para pejuang Palestina dari wilayah jajahan 1948 dan Al-Quds serta sekitarnya berhamburan membela Al-Aqsha dengan dada telanjang mereka. Pemuda-pemuda Palestina yang belum genap berusia 20 tahun menghadapi lebih dari 4000 pasukan Israel bersenjata lengkap; senapan, granat hingga pistol, kuda dan anjing. Mereka berasal dari kampung Bab Khittah, Sa’diah, Wadi, Bab Amod, dan dari luar pagar Al-Quds dan desa-desa Thor, Shawanah, Isawiyah, Ras Amod, Abu Dees, Tsauri, Showar Baher dan lain-lain. Bahkan dari kamp Shavat dan Ramallah Selatan di kamp pengungsi Qalanda, utara Ramallah, Nablus Selatan an lainnya. Sekitar 100 pemuda dan wanita terluka di masjid Al-Aqsha dan sekitarnya dan 200 pemuda ditangkap. Kita saksikan pasukan Israel mengeroyok satu pemuda Palestina.
Jumat, 19 Maret Syekh Yusuf al-Qardlawi menyerukan hari aksi sedunia membela Al-Aqsha. Maka umat Islam yang ikhlas turun ke jalan baik yang berada di dalam negeri Palestina atau di Jalur Gaza dan di luar seperti di Libanon, Tepi Barat, Jordania, Mesir, Indonesia, Turki dan lain-lain.
Di Tepi Barat pengais rizki dari kaum penjajah Mahmud Abbas dan jenderal Dayton menghalangi rakyat untuk bersolidaritas kepada saudara-saudara mereka di Al-Quds dan Hebron. Di sana Hamas menyerukan aksi yang disambut oleh Jihad Islami dan mereka yang berasal dari Fatah yang masih menjaga harga diri. Apalagi setelah syahidnya pemuda asal Irak Boren Aorata di Nablus.
Sayangnya, di sebagian Negara-negara teluk dan Afrika Utara tenang-tenang saja yang bisa jadi karena pengaruh kampanye politik dan media. Tentu juga karena pengaruh infiltrasi ekonomi Amerika yang ingin memalingkan umat Islam dari musuh hakikinya kepada musuh buatan.
Apapun, pertempuran dengan zionis Israel masih di permulaan. Bisa jadi di akhir Adzar akan menegang kembali. Ini adalah pertempuran bangsa Palestina, bangsa Arab dan Islam. (bn-bsyr/ip)