31 Okt 2009

Perjuangan

Membeli buah2an di pasar, dimakan enak...enak...enak...
Tapi menanam sendiri buah itu,menyirami,memupuk,menyiangi,merawat
bunga dan buahnya,kemudian memetik dan memakan buahnya...itulah
kenikmatan luar biasa yang dapat membawa kita mengerti arti perjuangan
dan pengorbanan.
Menuju keberhasilan itu sabar,sabar dan sabar...

--

CREATED BY :
MUHAMMAD SAROJI

29 Okt 2009

Aku Masih Ingat

Aku masih ingat ketika dulu melihatmu
kau agung dan kau perkasa
memandang matamu bagai menatap matahari
tapi sinar matamu bagai cahaya bulan.

Berjuta orang memuja-muja
beratus negara membungkukkan kepala
wahyu itu wahyu nusantara
kau memimpin negeri kaya bagaikan raja.

Bagiku kau bagaikan malaikat
kulitmu tak tersentuh kecuali oleh golongan ningrat
pakaian kebesaranmu selalu harum semerbak
meski kau berorasi tentang kemelaratan dan kebodohan
aku risih merindukanmu
untuk duduk sederajat dan sebangku denganku
aku malu begitu malu
kau puncak segala kekuasa
aku puncak segala ketidakberdayaan.

Matahari selalu terbenam di sebelah barat
tempat ka'bah dimana aku berkiblat
amanat kekuasaan kau genggam hingga senja
dimana malam gelap sebentar lagi menjelang.

Tapi ternyata kau tidur terlena
sejarah emas dulu kau ukirkan
kini berbalut sampul darah dan air mata
beribu orang dulu kau hinakan
beribu orang kini menghujat.

Tapi aku tetap risih merindukanmu
bangku dan kursimu jauh berbeda
dan aku malu sungguh malu
kau puncak segala kezaliman
tapi hukum tak berani menjamah
itu satu suara dulu aku titipkan
sekedar menunjukkan aku warga negara yang taat
itu satu juta harapan aku impikan
ternyata keadilan dan kemakmuran hanya mimpi belaka.

Ternyata kau bukan raja
bukan pula seorang panglima
aku tidak tahu menyebutmu apa
karena dari ujung kaki hingga ujung kepala
penuh dengan gelar tanda jasa
beribu gelar kau sandang
beribu penghargaan kau genggam
ini negeri milik siapa
kau bilang, ini negeriku
rakyat bilang ini negeri kami
Nelson Mandela bilaog itu negerimu.

Aku tidak punya negeri
karena aku tidak dapat membagi
aku masih ingat kyaiku saat mengaji
segala puji milik Allah
yang memiliki dan mengatus seluruh alam semesta
kekuasaanmu hanyalah titipan
bahkan tipuan...

Tapi aku masih ingat
kau bertindak luar biasa
menggenggam negeri ini dengan tipu daya
dengan pengorbanan darah dan nyawa
dan ternyata kau tak ingat
bahwa semua itu kelak di pertanggungjawabkan
di hadapan negeri sendiri dihadapan AIIAH SWT

Pemalang
12 Desember 1998

--

CREATED BY :
MUHAMMAD SAROJI

26 Okt 2009

KETIKA KEBENARAN DIABAIKAN

Ketika kebenaran diabaikan
kau tak akan berkata tidak meski nuranimu berkata tidak
dan kau akan terhimpit dalam ketakutan
merki seribu pasukan mengawalmu.

Hukum itu untuk siapa
tak lain adalah untuk kita semua
sesungguhnya kita adalah sederajat
punya hak asasi dan kewajiban yang sama
ingatlah dimanapun kau berbuat
kelak akan dipertanggungjawabkan
tak berarti harta benda dikumpulkan
jika amal kebajikan tak kau biasakan
dua tahun lalu
ketika permaisurimu telah tiada
ternyata keagungan itu telah dicabut oleh Yang Maha Kuasa
itulah bukti yang nyata
kekuasaan dunia itu tiada kekal
dan hanya meninggalkan ratapan

Ketika rakyatmu kini kembali menggugat
adalah karena keadilan itu milik semua orang.

Jakarta
22 Desember 1998

--

CREATED BY :
MUHAMMAD SAROJI

MENJEMPUTMU

Ketika aku menjemputMu
ada seberkas kerinduan yang mendalam padaMu
seakan Kau ruh yang bersemayam dalam dadaku
sukma yang memberi kehangatan dalam setiap langkah kakiku.

Tapi ketika Kau datang aku menangis
tidak seperti dulu aku sambut dengan tawa
tawa itu kinimahal harganya
semahal orang berfikir bagaimana mendapatkan sesuap makanan
tapi ternyata tangis ini menjadi begitu indah
karena bersamaMu aku mengerti kehidupan
kehidupan yang dulu pernah diinjak-injak
disia-siakan
dan dicampakkan bagai sampah
citraMu adalah cahaya kesucian
memberi aku penerang di malam yang gelap.

Kau datang padaku di saat negeri ini luluh lantak
di saat tanah ini bersimbah darah dan air mata
di negeri ini banyak orang mengeluh dan berputus asa
pada saat kemarau kebakaran di mana-mana
dan pada saat hujan banjir dimana-mana
negeri ini dulu pernah dipuja-puja
disucikan dan dimuliakan
tiada bangsa lain akan menghina
kini negeriku menangis perih
ditikam dipancung anak sendiri
dimanakah akhlak budi pekerti
bersembunyikah dibalik ketiak reformasi...?


Jakarta
11-12 Desember 1998

--

CREATED BY :
MUHAMMAD SAROJI

INDAH

Dipandang dari jauh
purnama itu semburatkan warna keperakan
aku teringat ada kisah indah tertinggal
kisah cinta pertama terpenggal


Malam ini
purnama juga tampak indah
mengingatkan kembali butir butir kata yang tercecer
di antara jiwa orang-orang
yang kepadanya pernah ku prasastikan..I'V U..I'V U..
Keindahan dalam dosa
keindahan penuh kealphaan.

Mengapa..
Bila kemudian rembulan itu tenggelam di kegelapan mega-mega
tak jua ku katakan..Astaghfirullah....?

KEGERSANGAN DAN KEGELISAHAN

Entah sudah berapa tahun
kita
bahkan negeri ini
akrab dengan bencana.

Entah ini cobaan
ataukan azab
tapi seakan penderitaan ini menghinakan
mengharukan
....meluluhlantakkan.

Jangan bertanya salah siapa dosa siapa
ini negeri telah berjamaah
dalam gelombang dosa dan maksiat
ada yang khusyu' ada yang terlena
nyanyian merdu melengking takabur
nyanyian lara
mengundang karma...

Anak kecil menangis haru biru
rembulan pecah semburat keperakan
aku gersang tangan menengadah
Tuhan,
kapan negeri ini mendapat ampunan ?

17 Okt 2009

Kembali

Kawan !
Aku juga ingin kembali
berbagi cerita
bukan nestapa !

Kawan !
Tapi ini malam
jiwaku kejang-kejang
....
Jiwaku mengerang !

Kaman !
Aku juga manusia..

Biarkan Saja

Biarkan saja
mata ini menangis
mata mata-mata
besok juga berhenti
tertawa lagi.

Siapa sangka senja ini kejam
malam ini biarkan nyanyian jangkrik diam
biarkan mimpi berulang
aku merenda tali kasih
yang lama hilang

Mata Ini

Mata ini
tercipta untuk memandangMu.

Mata ini
menangis dan berbinar
memandang cahyaMu.

Mata ini
memuji
menikmati
menangis dan bersedih
untukMu

2 Okt 2009

Mengapa

Mengapa harus ada bencana..

Bencana

Bencana berturut-turut
dan makin mengerikan
di tengah-tengah pesta para pejabat...

ALBUM

Bumiku

Bumiku
merintih pedih
darah bersimbah menangis sedih
di segala penjuru maut mengepung
kemana jiwaku hendak berlindung
bumiku jiwaku menangis berkabung.

Tuhanku
kali ini izinkan aku memohon ampun
dosa bertumpuk martabat terpuruk
aku mengeluh kapan kegelapan runtuh
aku bermimpi kapan cahaya terang kembali.

Tuhanku
kapan bumiku
ramah kembali...

CREATED BY :
MUHAMMAD SAROJI