15 Des 2016

Pengaruh Iran yang Semakin Kuat di Irak Resahkan Amerika



Pengakuan Parlemen dan Pemerintah Irak terhadap integrasi milisi Hashed Al Shaabi ke dalam tentara nasional Irak pekan lalu membuat Amerika resah. Tidak lain karena milisi Hashed Al Shaabi didirikan, dilatih dan didanai oleh Iran, sehinggal hal itu menunjukkan pengaruh Iran yang semakin kuat di Irak. "Ini akan meningkatkan pengaruh Iran terhadap pemerintahan Irak dan kami harus mengkhawatirkan ini," kata Komandan Central Command Jendral Joseph Votel dalam sebuah diskusi yang digelar Foreign Policy Initiative, lembaga kajian berbasis di Washington, pekan ini.

Tidak hanya mengakui Hashed Al Shaabi sebagai bagian dari tentara nasional, pemerintah Irak juga mengakui independensi milisi ini, sebagaimana independensi Tentara Pengawal Revolusi Iran (IRGC) terhadap tentara nasional dan pemerintah.

Hashed Al Shaabi terbentuk setelah keruntuhan tentara nasional Irak, yang didominasi orang-orang Sunni dan bekas tentara Saddam Hussein, menghadapi munculnya ISIS tahun 2014 yang berujung pada jatuhnya Mosul dan sebagian besar wilayah utara dan barat Irak. Sejak itu milisi ini menjadi tulang punggung perlawanan terhadap ISIS, dan pelan namun pasti berhasil membebaskan wilayah-wilayah yang diduduki ISIS. Votel mengatakan bahwa sejak kesepakatan internasional tentang program nuklir Iran, negara ini telah melatih dan mendanai 100.000 milisi Shiah di berbagai negara termasuk Yaman dan Irak.

Pembelian Su-30 Makin Dekat

Sementara itu The Diplomat pada 1 Desember lalu melaporkan bahwa pembelian pesawat-pesawat tempur multi-guna Su-30 Rusia oleh Iran semakin mendekati kenyataan. Kedua pihak telah sepakat pada kemungkinan kontrak 'produksi bersama' sejumlah pesawat SU-30, demikian kata Menhan Iran Jendral Hossein Dehghan kepada media lokal akhir pekan lalu.

Berbicara kepada wartawan di Teheran, Sabtu 26 November, Jendral Dehghan mengatakan, "pembelian pesawat-pesawat tempur itu telah menjadi agenda kementrian pertahanan,” tulis Tehran Times. "Semua bentuk kesepakatan akan dikondisikan pada kerjasama teknologi dan 'joint investment',” tambahnya.

Media IranTasnim News Agency menambahkan bahwa Rusia telah setuju terhadap syarat-syarat yang diminta Iran.

Rumor tentang pembelian pesawat-pesawat tempur Rusia muncul sejak pertengahan tahun, ketika Dehghan mengatakan kepada media Iran, "Kami tidak memerlukan lagi sistem pertahanan udara jarak jauh (setelah adanya S-300 dan Bavar-373). Maka agenda kementrian pertahanan kini termasuk berkonsultasi dengan Rusia bagi pembelian pesawat-pesawat Sukhoi. Kami perlu memperkuat kekuatan udara,” kata Dehghan kala itu.

Jika teralisir, maka Iran akan menjadi negara kedua di luar Rusia yang memiliki pesawat SU-30 yang dianggap sebagai pesawat tempur generasi-IV paling canggih di dunia. Negara lainnya adalah India.

Selain SU-30, Iran juga banyak dikabarkan akan membeli sejumlah besar tank, helikopter dan artileri dari Rusia dengan nilai kontrak mencapai $10 miliar. Namun dipastikan hal itu akan mendapat penolakan keras dari Amerika yang terikat dengan resolusi DK-PBB yang melarang penjualan senjata ke Iran terkait dengan program nuklir Iran.(ca)

17 Des 2015

Pengakuan Dr Taufiq Ramadhan al-Buthi, Putra Syaikh Ramadhan Al-Buthi tentang Konflik Suriah

Forum Muslim Network - Dengan segala ekspresinya yang membuncah, sesekali
mengusap air mata, Ketua Ikatan Ulama Suriah, Dr Taufiq Ramadhan
al-Buthi yang merupakan putra dari ulama terkemuka Suriah, almarhum
Syekh Ramadhan al-Buthi ini, mengisahkan detik-detik akhir kematian
ayahnya secara syahid tersebut di tangan kelompok radikalis.


Berbagai tudingan miring ditujukan kepada almarhum hingga pembakaran
buku-bukunya. Padahal menurut Taufiq, sikap almarhum sangat netral
dalam konflik Suriah. Tidak condong kepada salah satu pihak lantaran
krisis yang melanda Suriah, tak terlepas dari konspirasi besar untuk
menjatuhkan dan menghancurkan Negara Suriah. "Ada agenda besar di
balik berkobarnya fitnah di Suriah," katanya.


Wartawan Republika Nashih Nashrullah, berkesempatan berbincang dengan
anggota dewan penasehat Presiden Basyar al-Asad itu, di sela-sela
kunjungannya ke Indonesia menghadiri Konferensi ke-4 International
Conference of Islamic Scholars (ICIS).
Menurut Dr Taufiq Ramadhan al-Buthi, Pada tanggal 21 Maret 2013, usai
shalat Maghrib seorang pemuda berusia
18 tahun-an datang masuk ke Masjid al-Iman, Damaskus, ia semula duduk
di belakang dua menit, lalu beranjak mendekati posisi ayahnya yang
sedang menyampaikan kajian tafsir. Jarak antara pemuda dengan posisi
beliau duduk kira-kira 6 meter. Lalu meledakkan diri. Sebagian besar
jamaah meninggal langsung jumlahnya 45 orang. Total korban jiwa
sebanyak 53 orang. Ledakan tak berdampak signifikan pada luka Syaikh
Ramadhan Al Buthi, hanya luka ringan di bagian bibir. Bahan peledak
C-4 itu di dalamnya terdapat potongan-potongan material kecil.
Ledakkan begitu dahsyat, begitu tersadar, meski dalam kondisi
berdarah-darah, Ahmad yang merupakan cucu dari Syaikh Ramadhan Al
Buthi mencoba menolong kakeknya, tapi lukanya yang parah tak lagi
mampu menopang dirinya sendiri. Ia terjatuh dan akhirnya syahid di
rumah sakit. (dulu oleh media wahabi, cucunya yang hendak menolong itu
malah difitnah sebagai
bagian dari anggota teroris yang melakukan eksekusi terakhir terhadap
Almarhum Syaikh Ramadhan Al Buthi karena sesaat setelah terjadi
ledakan bom bunuh diri Syaikh Ramadhan Al Buthi tidak langsung
meninggal)


Melalui telepon, Dr Taufiq Ramadhan al-Buthi mendapat informasi, bahwa
ayahanda hanya terluka di bagian kening dan kaki, tetapi Allah SWT
berkehendak lain, sesampainya di RS, beliau dikasih tahu, bahwa
ayahandanya telah wafat. Dr Taufiq Ramadhan al-Buthi akhirnya melihat
langsung jenazahnya, perasaan bercampur aduk, seolah tak percaya.
Almarhum seperti tertidur biasa. Mukanya putih, badannya masih hangat,
bibirnya merah, beliau cium keningnya. Beliau tanya ke dokter
bagaimana kondisi Ahmad? Dokter menjawab kritis, Ahmad akhirnya wafat.


Sebelumnya para pemberontak Suriah menyadari betul bahwa al-Buthi yang
telah menyingkap kebusukan di balik krisis Suriah ini, karenanya
beliau harus segara dihabisi. Beberapa pekan sebelum Syaikh Al Buthi
wafat, beliau menggelar pertemuan keluarga, dan beliau berkata," Saya
bermimpi, wallahu a'lam, apa maknanya, tapi saya berfirasat, ajal
telah dekat."


Menurut Dr Taufiq Ramadhan al-Buthi, Aksi teror sebetulnya tak membuat
kami heran, kami sudah memperkirakan ini semua bakal terjadi, kami
mengkhawatirkan ayah kami. Pesan yang tersirat yaitu hendak mencoreng
wajah Islam lewat sosok al-Buthi. Pekan pertama krisis Suriah, saat
saya sedang berada di Brunei Darussalam, sebuah bom dijatuhkan di
depan rumah kami, selanjutnya, sebuah bom pernah dilempar nyaris
mengenai mobil saya, ini bukan kali pertama tetapi berulang. Beberapa
kali para pelaku juga menulis ancaman-ancaman dengan kata-kata kasar,
menjijikkan, di tembok rumah kami. Begitulah mereka. Karena itu beliau
menyarankan agar tidak pergi ke masjid, meski jarak rumah kami tak
terlalu jauh karena akses menunju masjid tak lagi aman.


Beberapa hari kemudian, Ayah saya kembali mengumpulkan keluarga,
termasuk anak-anak saya. Beliau meminta agar putraku yang tengah
sakit, Mahmud, tak pergi merekam ceramah rutin beliau di Universitas
al-Kuwait, dekat rumah. Namun, permintaan ini tak diiyakan, Mahmud dan
Ahmad tetap berangkat untuk merekam episode ke-17 dari acarafi qadhaya
as-sa'ah ma al-Buthi yang diasuh kakeknya tersebut. Ini adalah ceramah
pamungkas. Beliau kata putraku, berbicara blak-blakan dan menyadari
bahwa ajal telah dekat.
Sekembalinya dari agenda itu, Ahmad bercengkerama dan berpamitan
dengan segenap keluarga, seakan hendak pergi jauh. Mendekati Maghrib,
ia bergegas menuju rumah kakeknya seolah-olah ada janji. Keduanya
lantas shalat Maghrib ke Masjid al-Iman. Sementara Mahmud tetap berada
di rumah. Usai shalat dia kaget mendapat kabar, ada ledakan besar di
Masjid Imam. Ia bergegas menuju Masjid. Kita mencoba untuk tetap
tenang dan mencari tahu apa yang sedang terjadi, meski kabar itu
mengguncang perasaan kami. Kami menyusul menuju rumah sakit bersama
keluarga, termasuk istri dari Ahmad. Hingga saya melihat langsung apa
yang terjadi. (rep)

Beberapa Fakta Tentang Negara Suriah dan Presiden Bashar Al Assaad

Forum Muslim Network - Apa hubungan konflik Suriah dengan Maulid Nabi?
Mungkin Anda bingung apa korelasinya peringatan Maulid Nabi dengan
fakta antara blok-blok yang bertikai di Suriah.


Mari kita telaah satu per satu, ternyata konflik di Suriah dan
Peringatan Maulid Nabi ini sangat berhubungan. Silakan lihat peta
konflik Suriah yang akan kita sederhanakan ke dalam tiga point singkat
ini biar jelas hubungan antara Negara-negara Pro vs Anti Teroris
Takfiri Suriah dan apa kaitannya dengan Maulid Nabi, Pangkalan Militer
USA dan Bank Zionis Rothschild.

1. Hanya 3 Negara di Timur Tengah yang tidak menjadikan Maulid Nabi
Muhammad SAW sebagai hari libur nasionalnya. Coba tebak? Mereka adalah
Israel, Arab Saudi dan Qatar. Dan bukan hal yang mengejutkan ternyata
ketiga negara ini adalah para sponsor utama puluhan ribu teroris asing
di Suriah.
Beginilah cara Negara-negara Wahabi dan Yahudi menghargai hari
kelahiran Rasulullah.

2. Tiga negara utama sponsor pemberontak Suriah yaitu Saudi Arabia,
Qatar dan Turki adalah negara-negara yang memiliki pangkalan-pangkalan
militer USA di negaranya. Berbeda dengan koalisi tiga negara
Anti-Teroris Suriah yaitu Suriah, Iran dan Rusia yang faktanya tidak
memiliki satupun pangkalan militer USA di negaranya. Apa masih kurang
jelas?

3. Koalisi tiga negara sponsor pemberontak Suriah yaitu Turki, Saudi
dan Qatar memiliki Bank Central milik Zionis Rothschild di negaranya.
Sedangkan tiga negara Anti-Teroris Suriah yaitu Rusia, Iran dan Suriah
tidak memilikinya bahkan menolak keras kehadiran Rothschild sebagai
pengelola moneter di negaranya.

Masih bingung membedakan antara Haq dan Bathil di Suriah? Masih sibuk
menjalankan misi Zionis dengan berteriak-teriak ini konflik Sunni vs
Syi'ah?

Kenyataan memang pahit bagi orang-orang yang biasa hidup dalam
propaganda. Semoga kita tidak termasuk ke dalam orang-orang yang Allah
sebut sebagai "Kal an'am balhum adhol" >> Mereka bagaikan binatang
ternak bahkan lebih buruk lagi. Oleh karena mereka punya mata tapi
tidak digunakan untuk melihat, punya telinga tapi tidak digunakan
untuk mendengar. (Ahmed Zaenul Muttaqin)

14 Des 2015

Alasan ISIS dan Para jihadis Mendasari Doktrin Perang Dengan Agama

Berandaiklan.net - Dalam sebuah wawancara antara wartawan Republika,
Nashih Nashrullah, dengan Dr Taufik Ramadhan Al Buthi yang merupakan
Putra Almarhum Syaikh Ramadhan Al Buthi di sela-sela kunjungannya ke
Indonesia untuk menghadiri Konferensi ke-4 International Conference of
Islamic Scholars (ICIS) bulan November tahun 2015 yang lalu. DR Taufik
Ramadhan Al Buthi adalah anggota dewan penasehat Presiden Suriah
Basyar al-Asad, beliau mengungkapkan tentang konflik berdarah yang
berlarut-larut di Suriah, "Ada skenario besar di belakangnya. Saya tak
perlu sebut, semua orang tahu. Anda bisa lihat sendiri, mengapa ISIS
tak memerangi Israel, justru berperang dengan saudara sesama Islam?
Dan lihatlah bagaimana bisa Jubha el-Nusra mendapatkan logistik bahkan
hingga peralatan perang dari Israel? Rudal Hawn berasal dari Israel.
Korban luka dari el-Nusra juga ternyata diobati di Israel. Saya rasa,
para jihadis itu tak sepenuhnya menyadari skenario besar ini.
Pemahaman Islam mereka hanya di permukaan. Buktinya, fatwa-fatwa yang
mereka keluarkan sangat dangkal dan jauh dari prinsip Islam, seperti
jihad nikah, atau penggunaan narkoba. Mereka bersembunyi di balik
ayat-ayat perang, padahal jelas Rasulullah SAW tidaklah diutus kecuali
menjadi rahmat bagi alam semesta.
ISIS merusak fasilitas umum, memutuskan listrik, menghancurkan stasiun
bahan bakar gas, mereka jual murah minyak mentah. Belum lagi cara
mereka berlindung di balik warga sipil. Salah jika Suriah dituding
justru yang menggunakan warga sipil sebagai benteng hidup, justru
mereka. Tentara Suriah justru kini mendekati mereka head to head.
Inilah bukti bahwa radikalisme dan ekstrime mereka berangkat dari
doktrin omong kosong".


Masih menurut Dr Taufik Ramadhan Al Buthi, "Di tengah kian memanasnya
konflik Suriah saat ini, apakah Anda yakin krisis ini akan berakhir?
Dalam konteks Suriah, saya tidak melihat secara fisik. Saya hanya
melihat prinsip-prinsip ketuhanan yang agung. Rasulullah SAW dalam
hadis shahihnya mengatakan, bahwa Allah SWT akan menjaga Syam dan
penduduknya. Kita sangat yakin itu. Suriah yang diprediksi jatuh dalam
hitungan minggu atau paling banter bulan, ternyata alhamdulillah,
memasuki tahun kelima, Allah masih melindungi negara kami. Negeri
Suriah hari ini bahkan lebih kuat dari kemarin. Oposisi di Damaskus,
berislah. Beberapa wilayah juga kembali ke pangkuan Suriah. Jihadis di
Gouta saling berperang sesama mereka. Kawasan barat daya hingga
perbatasan Palestina, memang masih ada perang, tapi lumayan membaik
juga demikian di Dar'a. Di wilayah Timur, seperti Ruqa, sebagian besar
ISIS kabur. Kendati demikian, kita tidak menafikan kesalahan sebagian
dari kita. Tetapi, yang kita bicarakan adalah persoalan politik dan
dinamika yang berkembang. Saya kembalikan lagi kepada tuntunan Alllah
SWT dalam Alquran yang mengatakan "Dan apa saja bencana yang
menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri". (QS an-Nisaa [4] -
79). Saya yakin, krisis ini akan berakhir di bawah kemenangan Suriah.
Tetapi marilah kita berdoa agar para pendosa tidak menjadi penghalang
kemenangan ini terwujud. Krisis ini adalah ujian dan pendidikan bagi
kita. (aktualinfo.com)