13 Mei 2009

HALUSINASI

Kamis wage malam jum'at kliwon
ku tabur kembang dan ku bakar kemenyan
di sisi makam bundaku yang telah rapuh dimakan rayap
asap wangi dupa mengingatkanku pada kematian
yang dalam hidupku paling aku takutkan.

Kematian ?
Begitu mengerikankah kematian ?
Yang ditinggal menangis meratap-ratap
sambil tak lupa mengingat-ingat
seberapa besar kelak warisan yang didapat
sang arwah sendiri entah celaka entah selamat
tetangga sekampung turut memanjatkan doa
padahal ditanggung sendiri seluruh amal perbuatan
sewaktu hidup di dunia.

Aku terjaga
sebuah tangan lembut menjamah pundakku
ternyata aku bermimpi
yang membuatku tak bisa terlelap lagi.

Ah, kematian...
benarkah di dunia ini ada kematiam ?
Ku layangkan pandangan ke langit,
hanya kelam
tak ada bintang gemintang
ku sapa angin dingin yang menusuk tulang
kebekuannya mengantarkan aku pada sebuah pintu
tinggi dan kokoh
tertutup rapat
di bagaian mana aku mengetuknya
atau akan ku ucapkan salam saja
tapi sunyi tiada jawaban
desah nafas kecewaku musnah ditelan kegelapan
aku berpaling
aku galau
amat kecewa
entah mengapa
satu pertanyaan tiada jawaban
tiba-tiba ku dengar suara tawa menggema
ku sangka jin atau malaikat
hendak mencabut sukmaku
tidak !
Aku takut dijemput maut !
Tidak ?
Kematian sendiri aku tak tahu.

Aku terkejut
sebuah tangan lembut menyentuh pundakku
aku menggigil kedinginan
jatuh bergulingan
ternyata aku bermimpi
di saat aku bermimpi...

Jakarta
29 Oktober 1995
Created By CentralSitus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar