8 Jun 2009

MENANTI

Siapa
yang berdiri di tepi malamku
tersenyum
menyeringai
buas
bagai harimau rimba
mengancam menikam belati
membuat nafas sesak
bagai mati.


Oh,
aku ingin menjerit
tapi dia bagai tukang sihir
membuat kaku lisan dan seluruh kata-kata
serasa maut hendak menjemput
membuat aku tak ingat lagi.


Tapi angin berdesir
makin kencang
menjadi topan menyapu bersih
aku terlempar
jatuh ke bumi.


Oh bumiku
pijakanku
oh,
telah runtuh peraduanku
oh,
ternyata hanya mimpi
seram sekali
kapan hidupku damai hati...


Di mana damaiku
kemana bahagiaku
lelah benar jazad ini.


Siapa yang berdiri di tepi malamku
diakah yang merenggut kebahagiaanku ?


Oh
kiranya salah sangka ?
Kiranya mimpi belaka ?
Bahagia
ingin ku ciptakan sendiri ?


Tangan lemah ini menggapai-gapai
mencari Tuhan puncak damai
apa yang selam ini aku dambakan
tak lain hanya kedamaian
hanya kedamaian
itu saja.

Bogor
27 Oktober 1996

- -

Created By
CentralSitus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar