12 Mar 2015

Bunga Gladiol

Bunga Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim

berbentuk herba termasuk dalam famili Iridaceae.



Gladiol berasal dari bahasa latin "Gladius" yang berarti pedang kecil,

seperti bentuk daunnya. Bunga ini berasal dari Afrika Selatan dan

menyebar di Asia sejak 2000 tahun. Tahun 1730 mulai memasuki daratan

Eropa dan berkembang di Belanda.



Tanaman gladiol yang termasuk subklas Monocotyledoneae, berakar

serabut, dan tanaman ini membentuk pula akar kontraktil yang tumbuh

pada saat pembentukan subang baru.



Kelebihan dari bunga potong gladiol adalah kesegarannya dapat bertahan

lama sekitar 5-10 hari dan dapat berbunga sepanjang waktu.





Hasil penelitian tahun 1988, Indonesia mengenal 20 varietas gladiol

dari Belanda kemudian diuji multi lokasi di kebun percobaan Sub Balai

Penelitian Hortikultura Cipanas. Tiga varietas diantaranya memiliki

penampilan yang paling indah, (warna dan bentuknya berbeda dengan

gladiol lama), yaitu: White godness (putih), Tradehorn (merah jingga),

dan Priscilla (putih).



Ragam jenis bunga gladiol adalah :

1. Gladiolus gandavensis, berukuran besar, susunan bunga terlihat

bertumpang tindih, panjang 90–150 cm.

2. Gladiolus primulinus. berukuran kecil, sangat menarik. Bertangkai

halus tetapi kuat dan panjangnya mencapai 90 cm.

3. Gladiolus ramosus. Panjang tangkai bunga 100–300 cm.

4. Gladiolus nanus. Tangkai bunga melengkung, dan panjang hanya 35 cm.





Beberapa kultivar bunga gladiol lainnya yang telah di uji di Indonesia

adalah: Red Majesty, Priscilla, Oscar, Rose Supreme, Sanclere, Dr.

Mansoer, Albino, Salem, Marah Api, Queen Occer, Ceker dan lain

sebagainya.





Sementara itu, Badan Litbang Pertanian melalui Balai Penelitian

Tanaman Hias (Balithi) telah menghasilkan empat varietas gladiol,

yaitu, Dayang Sumbi , Kaifa , Clara , dan Nabila .





Bunga yang bisa tumbuh di ketinggian 600–1400 m dpl ini, mempunyai

nilai ekonomis cukup baik. Tanaman yang berasal dari Afrika Selatan

ini mempunyai nama latin "Gladius", yang berarti "pedang kecil", bisa

tumbuh dengan baik pada tanah ber-pH 5,8-6,5 dalam suhu 10-25 o C.

Perbanyakan dapat dilakukan secara vegetatif maupun generatif.





Tanaman ini sangat toleran pada berbagai struktur tanah, dari tanah

yang ringan berpasir dengan berbahan organik rendah sampai tanah yang

berat berlempung atau liat. Penanaman gladiol harus diusahakan pada

lahan yang bukan bekas pertanaman gladiol atau keluarga dekatnya,

seperti iris, ixia, freesia dan monbretia.





Sentra produksi bunga gladiol di Indonesia untuk daerah Jawa Barat

terdapat di Parongpong (Bandung), Salabintana (Sukabumi) dan Cipanas

(Cianjur). Di Jawa tengah terdapat di daerah Bandungan (Semarang)

sedangkan di Jawa Timur berada di daerah Batu (Malang).



Gladiol diproduksi sebagai bunga potong yang mempunyai nilai ekonomi

dan memiliki nilai estetika. Bunga potong juga merupakan sarana

peralatan tradisional, agama, upacara kenegaraan dan keperluan ritual

lainnya.





Gladiol merupakan salah satu bunga potong yang paling banyak dicari,

baik untuk hiasan di gedung pesta atau di rumah huni. Tanaman gladiol

akan berbunga sekitar 60-90 hari setelah tanam. Ukuran bunganya yang

relatif besar membuatnya eye catching dan pantas dibeli. Gladiol juga

kaya warna. Ada gladiol merah muda, putih bergaris ungu, oranye muda,

oranye, kuning, gladiol dua warna, dan tentunya putih.

Namun, Bunga gladiol tergolong bunga yang mudah kehilangan air

(gladiol cepat layu). Meskipun begitu, kondisi tersebut masih dapat

disiasati. Tentunya, teknik memanen yang benar juga harus diterapkan.

Bunga potong sebaiknya tidak dipanen ketika mentari sedang terik

tetapi dipanen sebelum matahari terbit atau menjelang petang. Saat

memanen, batang bunga dipotong miring. Dengan begitu, tercipta

penampang batang yang lebih luas untuk menyerap air. Panen bunga dapat

dilakukan setelah kuntum 1 dan kuntum 2 bunga terbawah sudah

menunjukkan warnanya, tetapi belum mekar. Bila panen dilakukan setelah

mekar, bunga gladiol akan mudah rusak pada saat pengangkutan. Tetapi

sebaliknya bila bunga dipanen terlalu awal, maka bunga tidak dapat

mekar sempurna. (wikipedia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar