13 Mar 2015

Harimau Sumatra - Panthera Tigris Sumatrae

Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau

yang habitat aslinya di pulau Sumatera, merupakan satu dari enam

subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan

termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah

(critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang

dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN.





Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di

taman-taman nasional di Sumatera. Uji genetik mutakhir telah

mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa

subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila

berhasil lestari.





Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat

ini. Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang

seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau sumatera terbunuh

antara tahun 1998 dan 2000.



Ciri-ciri Harimau Sumatra



Harimau sumatera adalah subspesies harimau terkecil. Harimau sumatera

mempunyai warna paling gelap di antara semua subspesies harimau

lainnya, pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat kadang kala

dempet.



Harimau sumatera jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala

ke buntut atau sekitar 250 cm panjang dari kepala hingga kaki dengan

berat 300 pound atau sekitar 140 kg, sedangkan tinggi dari jantan

dewasa dapat mencapai 60 cm.



Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198 cm dan

berat 200 pound atau sekitar 91 kg. Belang harimau sumatera lebih

tipis daripada subspesies harimau lain. Warna kulit harimau sumatera

merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning

kemerah-merahan hingga oranye tua.



Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta surai

dibandingkan subspesies lain, terutama harimau jantan. Ukurannya yang

kecil memudahkannya menjelajahi rimba. Terdapat selaput di sela-sela

jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat.



Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila

binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna

menjadi hijau gelap ketika melahirkan.



Habitat



Harimau sumatera hanya ditemukan di pulau Sumatera. Kucing besar ini

mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan

pegunungan, dan tinggal di banyak tempat yang tak terlindungi. Hanya

sekitar 400 ekor tinggal di cagar alam dan taman nasional, dan sisanya

tersebar di daerah-daerah lain yang ditebang untuk pertanian, juga

terdapat lebih kurang 250 ekor lagi yang dipelihara di kebun binatang

di seluruh dunia.



Harimau sumatera mengalami ancaman kehilangan habitat karena daerah

sebarannya seperti blok-blok hutan dataran rendah, lahan gambut dan

hutan hujan pegunungan terancam pembukaan hutan untuk lahan pertanian

dan perkebunan komersial, juga perambahan oleh aktivitas pembalakan

dan pembangunan jalan. Karena habitat yang semakin sempit dan

berkurang, maka harimau terpaksa memasuki wilayah yang lebih dekat

dengan manusia, dan seringkali mereka dibunuh dan ditangkap karena

tersesat memasuki daerah pedesaan atau akibat perjumpaan yang tanpa

sengaja dengan manusia.





Makanan



Makanan harimau sumatera tergantung tempat tinggalnya dan seberapa

berlimpah mangsanya. Sebagai predator utama dalam rantai makanan,

harimau mepertahankan populasi mangsa liar yang ada di bawah

pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa dan vegetasi yang

mereka makan dapat terjaga. Mereka memiliki indera pendengaran dan

penglihatan yang sangat tajam sehingga menjadi hewan pemburu yang

efisien. Harimau adalah hewan soliter, dan mereka berburu pada malam

hari, mengintai mangsanya dengan sabar sebelum menyerang dari belakang

atau samping. Mereka memakan apapun yang dapat ditangkap, umumnya babi

hutan dan rusa, dan kadang-kadang unggas atau ikan.



Harimau sumatera juga gemar makan durian.

Harimau sumatera juga mampu berenang dan memanjat pohon ketika memburu mangsa.



Luas kawasan perburuan harimau sumatera tidak diketahui dengan tepat,

tetapi diperkirakan bahwa 4-5 ekor harimau sumatera dewasa memerlukan

kawasan jelajah seluas 100 kilometer di kawasan dataran rendah dengan

jumlah hewan buruan yang optimal (tidak diburu oleh manusia).



Reproduksi



Harimau sumatera dapat berkembang biak kapan saja. Masa kehamilan

adalah sekitar 103 hari. Biasanya harimau betina melahirkan 2 atau 3

ekor anak harimau sekaligus, dan paling banyak 6 ekor. Mata anak

harimau baru terbuka pada hari kesepuluh, meskipun anak harimau di

kebun binatang ada yang tercatat lahir dengan mata terbuka. Anak

harimau hanya minum air susu induknya selama 8 minggu pertama. Sehabis

itu mereka dapat mencoba makanan padat, namun mereka masih menyusu

selama 5 atau 6 bulan. Anak harimau pertama kali meninggalkan sarang

pada umur 2 minggu, dan belajar berburu pada umur 6 bulan. Mereka

dapat berburu sendirian pada umur 18 bulan, dan pada umur 2 tahun anak

harimau dapat berdiri sendiri.



Harimau Sumatera dapat hidup selama 15 tahun di alam liar, dan 20

tahun dalam kurungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar