Di ujung suaraku kau ku panggil,
hati ini menggigil hendak menggapai,
kau permaisuriku hilang kini,
melintasi pematang, menyibak ilalang,
benarkah senja semburatkan merah tembaga,
permaisuriku hilang sudah.
Oh raja diraja,
oh jiwa berjiwa,
oh cinta prahara duka,
oh kelana pupus sudah,
ini mawar berduri di taman,
melati seroja pengantin sirna,
kemana kelelawar mengepakkan sayapnya
burung malam berhenti bersahutan.
Ku berlari hendak meraih
bejana cintaku, bertumpah air
di persimpangan musim,
Permaisuriku meratap menghiba,
ini mahkota bertahta apa,
ini singgasana
kencana siapa..
Oh raja diraja,
oh kepiluan meratapi apa,
oh darahku terlelap sudah,
oh permaisuriku,
bidadari sudah,
oh kemenanganku sempurna sudah,
oh kematianku dekat sudah…
22 Mar 2015
Permaisuri
Baca juga :
Umat Islam Rentan Terhadap Perpecahan
Jalanku
Habib Lutfli di Baiat Langsung Oleh Cucu Syekh Abdul Qadir al Jailany
Rindu Nabi, Rindu Rasulullah
Operasi Militer Mali Bebaskan Sebagian Sandera
Alasan ISIS dan Para jihadis Mendasari Doktrin Perang Dengan Agama
Pengakuan Dr Taufiq Ramadhan al-Buthi, Putra Syaikh Ramadhan Al-Buthi tentang Konflik Suriah
Luruh
Cinta Ini Seberapa Pantas
Pengertian Tabarruk
Hendrajit: Freeport Berhasil Adu Domba Pemerintah dan DPR
Belum Digempur, ISIS Sudah Meninggalkan Palmyra
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar