23 Nov 2015

Tentang Bid'ah

Forummuslim.org - Bagi yang ngotot bahwa
Semua Bid'ah itu Sesat,
harusnya ini jadi
perhatian.
Al Qur'an asli itu Arab
gundul. Tidak ada tanda
baca dan nomor ayat.
Karena bid'ah hasanahlah
ada segala macam.
Bagi hafidz Al Qur'an, yg
penting dibaca dan
dihafal.
Jika anda mau membaca
Al Qur'an sesuai Sunnah
Nabi, jangan pegang itu
Kitab Al Qur'an. Karena
Nabi itu Ummi. Buta Huruf.
Kitab Al Qur'an pun zaman
Nabi belum ada. Masih
terserak di pelepah kurma,
kulit, dsb. Baru dibukukan
pada zaman Khalifah
Usman yang dikenal dgn
Mushaf Usmani.
Itu pun tanda titik belum
ada. Jadi anda tidak bisa
membedakan huruf ba, ta,
tsa, dan nun karena titik
ini baru dibuat sekitar
tahun 80 H (69 tahun
setelah Nabi Wafat.
Kalau ngotot semua Bid'ah
itu sesat, kenapa masih
membagi Bid'ah jadi
Bid'ah Dunia yang tidak
sesat dan Bid'ah agama
yang sesat?
Saat Khalifah Umar
berkata "Ni'mal Bid'ah
Hadzihi" (Sebaik2 bid'ah
adalah ini) saat mengajak
ummat Islam sholat
tarawih berjama'ah yang
jelas bid'ah agama (sholat)
, kenapa masih berdalih
ada bid'ah yang lurus?
Dibagi lagi oleh kelompok
ini ada Bid'ah bahasa dan
ada Bid'ah Istilah.
Mereka sendiri punya
aqidah tauhid 3 (Uluhiyah,
Rububiyah, dan Asma wa
Shifat) yang jelas2 bid'ah
karena tak tercantum
dalam Al Qur'an dan
Hadits. Kalau aqidah /
dasarnya sudah bid'ah /
sesat, mau apalagi? Ini
konsekwensi kalau mau
bilang Semua Bid'ah itu
sesat.
Bid'ah itu kata benda.
Yang namanya benda, itu
punya sifat. Baik atau
buruk. Nah yang dilarang
Nabi itu bid'ah yang
buruk. Jika bid'ah baik, ya
tidak dilarang. Sebaliknya
sesuatu yang lama jika
buruk, ya harus
ditinggalkan. Misalnya
sya'i dengan bertelanjang
sebagaimana dilakukan
kaum Jahiliyyah.
Loh KULLU itu kan artinya
SEMUA, kata mereka. Meski
benar begitu,
kenyataannya para
sahabat dan Imam Syafi'ie
menyatakan ada bid'ah
yang baik bukan? Ikuti
pemahaman mereka.
Tidak selalu arti KULLU itu
adalah SEMUA atau SELALU.
Itu hanya secara umum/
garis besar saja.
Contoh:
ﻭَﺟَﻌَﻠْﻨَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﺎﺀِ ﻛُﻞَّ ﺷَﻲْﺀٍ ﺣَﻲٍّ
"… dari air Kami jadikan
segala sesuatu yang
hidup…" [Al Anbiyaa' 30]
Meski di situ disebut dgn
memakai kata KULLU yang
artinya SEMUA, nyatanya
jin diciptakan dari api dan
malaikat dari Nur/ cahaya.
Jadi Kullu di situ bersifat
umum saja. Tetap ada
perkecualiannya.
Adapun yang pertama kali
membuat Tanda Titik
untuk membedakan
huruf-huruf yang sama
karakternya (nuqathu
hart) adalah Nasr bin
Ashim (W. 89 H) atas
permintaan Hajjaj bin
Yusuf as-Tsaqafy, salah
seorang gubernur pada
masa Dinasti Daulah
Umayyah (40-95 H).
Sedangkan yang pertama
kali menggunakan tanda
Fathah, Kasrah, Dhammah,
Sukun, dan Tasydid seperti
yang-kita kenal sekarang
adalah al-Khalil bin Ahmad
al-Farahidy (W.170 H)
pada abad ke II H.
Kemudian pada masa
Khalifah Al-Makmun, para
ulama selanjutnya
berijtihad untuk semakin
mempermudah orang
untuk membaca dan
menghafal Al Quran
khususnya bagi orang
selain arab dengan
menciptakan tanda-tanda
baca tajwid yang berupa
Isymam, Rum, dan Mad.
Sebagaimana mereka juga
membuat tanda Lingkaran
Bulat sebagai pemisah
ayat dan mencamtumkan
nomor ayat, tanda-tanda
waqaf (berhenti
membaca), ibtida
(memulai membaca),
menerangkan identitas
surah di awal setiap surah
yang terdiri dari nama,
tempat turun, jumlah ayat,
dan jumlah 'ain.
Dari Abdurrahman bin
Abdul Qori yang
menjelaskan: "Pada salah
satu malam di bulan
Ramadhan, aku berjalan
bersama Umar (bin
Khattab). Kami melihat
orang-orang nampak
sendiri-sendiri dan
berpencar-penca r.
Mereka melakukan shalat
ada yang sendiri-sendiri
ataupun dengan
kelompoknya masing-
masing. Lantas Umar
berkata: "Menurutku
alangkah baiknya jika
mereka mengikuti satu
imam (untuk berjamaah)".
Lantas ia memerintahkan
agar orang-orang itu
melakukan shalat
dibelakang Ubay bin Ka'ab.
Malam berikutnya, kami
kembali datang ke masjid.
Kami melihat orang-orang
melakukan shalat sunnah
malam Ramadhan
(tarawih) dengan
berjamaah. Melihat hal itu
lantas Umar mengatakan:
"Inilah sebaik-baik
bid'ah!" ((ni'mal bid'ah
hadzihi))" (Shahih Bukhari
jilid 2 halaman 252, yang
juga terdapat dalam kitab
al-Muwattha' karya Imam
Malik halaman 73).
Di situ Umar ra
menyatakan di depan para
sahabat bahwa ada Bid'ah
yang baik! Ada bid'ah
hasanah. Jadi keliru sekali
jika menganggap tidak
ada bid'ah hasanah.
Semua bid'ah sesat dan
masuk neraka.
"Dari Zaid bin Tsabit r.a.
bahwa ia berkata: "Abu
Bakar mengirimkan berita
kepadaku tentang korban
pertempuran Yamamah,
setelah orang yang hafal
Al-Qur'an sejumlah 70
orang gugur. Kala itu
Umar berada di samping
Abu Bakar. Kemudian Abu
Bakar mengatakan "Umar
telah datang kepadaku
dan ia mengatakan:
"Sesungguhnya
pertumpahan darah pada
pertempuran Yamamah
banyak mengancam
terhadap para penghafal
Al-Qur'an. Aku khawatir
kalau pembunuhan
terhadap para penghafal
Al-Qur'an terus-menerus
terjadi di setiap
pertempuran, akan
mengakibatkan banyak Al-
Qur'an yang hilang. Saya
berpendapat agar anda
memerintahkan seseorang
untuk mengumpulkan Al-
Qur'an". Aku (Abu Bakar)
menjawab: "Bagaimana
aku harus melakukan
suatu perbuatan sedang
Rasul SAW tidak pernah
melakukannya?". Umar
r.a. menjawab: "Demi
Allah perbuatan tersebut
adalah baik". Dan ia
berulangkali
mengucapkannya
sehingga Allah
melapangkan dadaku
sebagaimana ia
melapangkan dada Umar.
Dalam hal itu aku
sependapat dengan
pendapat Umar.
Zaid berkata: Abu Bakar
mengatakan: "Anda
adalah seorang pemuda
yang tangkas, aku tidak
meragukan kemampuan
anda. Anda adalah penulis
wahyu dari Rasulullah
SAW. Oleh karena itu
telitilah Al-Our'an dan
kumpulkanlah….! " Zaid
menjawab: "Demi Allah
andaikata aku dibebani
tugas untuk
memindahkan gunung
tidaklah akan berat bagiku
jika dibandingkan dengan
tugas yang dibebankan
kepadaku ini".
Saya mengatakan:
"Bagaimana anda berdua
akan melakukan
pekerjaan yang tidak
pernah dilakukan oleh
Rasululah SAW?". Abu
Bakar menjawab: "Demi
Allah hal ini adalah baik",
dan ia mengulanginya
berulangkali sampai aku
dilapangkan dada oleh
Allah SWT sebagaimana ia
telah melapangkan dada
Abu Bakar dan Umar.
Selanjutnya aku meneliti
dan mengumpulkan Al-
Qur'an dari kepingan batu,
pelepah kurma dan dari
sahabat-sahabat yang
hafal Al-Qur'an, sampai
akhirnya aku
mendapatkan akhir surat
At-Taubah dari Abu
Khuzaimah Al-Anshary
yang tidak terdapat pada
lainnya (yaitu):
Sesungguhnya telah
datang kepadamu seorang
Rasul dari kaummu
sendiri, berat baginya apa
yang kamu rasakan, ia
sangat menginginkan
(keimanan dan
keselamatan) bagimu,
amat belas kasihan lagi
penyayang terhadap
orang-orang mukmin. Jika
mereka berpaling (dari
keimanan) maka
katakanlah: Cukuplah
Allah bagiku, tidak ada
Tuhan selain Dia. Hanya
kepada-Nya aku
bertawakkal dan Dia
adalah Tuhan yang
memiliki 'Arsy yang
agung. (At-Taubah:
128-129). [HR Bukhari]
Di hadits di atas, Abu
Bakar ra, Umar bin
Khoththob ra, dan Zaid bin
Tsabit ra sepakat bahwa
pembukuan Al Qur'an itu
adalah bid'ah. Tidak
pernah dilakukan di
zaman Nabi. Namun
mereka kemudian yakin
itu adalah Bid'ah yang
baik. Bid'ah Hasanah!
http:// kabarislamia.com
/2014/12/12/ bidah-
hasanah-it u-ada/
Jika tidak mengenal bid'ah
hasanah, tahunya semua
bid'ah itu sesat, maka
orang ini bisa jadi sesat.
Bisa jadi bangkrut. Karena
dia akhirnya jadi suka
memfitnah orang2 Islam
sbg sesat karena
kejahilannya. Padahal
label sesat itu bisa balik
kepadanya dan menyakiti
muslim dgn lisan dan
tulisan itu dosa.
"Hai orang-orang yang
beriman, janganlah
sekumpulan orang laki-
laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh
jadi yang ditertawakan itu
lebih baik dari mereka.
Dan jangan pula
sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan
lainnya, boleh jadi yang
direndahkan itu lebih baik.
Dan janganlah suka
mencela dirimu sendiri
[1409] dan jangan
memanggil dengan
gelaran yang
mengandung ejekan.
Seburuk-buruk panggilan
adalah (panggilan) yang
buruk sesudah iman[1410]
dan barangsiapa yang
tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-
orang yang zalim." [Al
Hujuraat 11]
"Barangsiapa yang
berkata kepada
saudaranya "hai kafir",
maka ucapan itu akan
mengenai salah seorang
dari keduanya." [HR
Bukhari]
Baca selengkapnya di:
http:// media-islam.or.i
d/2011/10/26/ jangan-
mudah-men gkafirkan-
sesam a-muslim/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar